Jumat, 05 November 2010

Gamelan Festival yogyakarta


Seni dan Budaya : 14th Yogyakarta Gamelan Festival 16-18 Juli 2009


Minggu, 12-Juli-2009 - oleh : Dimas Prasetyo M.
Dibaca 562 kali

2009 adalah tahun yang penuh makna bagi perjalanan event Yogyakarta Gamelan Festival. Event berskala internasional ini harus rela “ditinggalkan” penggagasnya untuk selamanya. Meski terasa mengejutkan bagi yang ditinggalkan, namun YGF harus tetap berlangsung sebagaimana biasanya. Event yang sudah tertata rapi konsepnya hingga 2014 ini, kini berjalan tanpa bimbingan penggagasnya almarhum SAPTO RAHARJO. Namun demikian Gayam16 sebagai penyelenggara tetap YGF akan melanjutkan bahkan mengembangkan YGF sesuai dengan situasi kondisi yang ada dan sejalan dengan konsep YGF yang sudah dibuat bersama-sama dengan almarhum. EVERY WHERE. Merupakan tema YGF tahun ini. Pada tanggal 16-18 Juli nanti, melalui beberapa stasiun radio, gaung gamelan akan diserukan selama 30 detik. Gamelan masa kini karya almarhum Sapto Raharjo yang sudah digubah oleh Ari Wulu (putra pertama almarhum) akan menyertai berlangsungnya Yogyakarta Gamelan Festival 2009 dan akan bergaung di segenap ruangan, di mobil, di toko-toko, di pasar-pasar, di kantor-kantor, atau dimanapun kita berada. Sejumlah negara pun sudah konfirmasi untuk berpartisipasi pada YGF 14 ini. United Kingdom, USA, France, Japan telah memastikan akan tampil pada YGF 2009. Sementara dari Indonesia akan tampil peserta dari Pamekasan (Madura), Tolitoli, Jakarta, Solo dan Yogyakarta. Selain konser, pada tanggal 18 Juli 2009 akan diselenggarakan workshop di Lembaga Indonesia Perancis dengan tema “Gamelan Nowadays”. Sementara, exhibition akan diselenggarakan sesuai jadwal YGF, mulai 16 – 18 Juli 2009 dari pukul 10.00 – 23.00 wib di ruang workshop area Taman Budaya Yogyakarta. Pameran yang didedikasikan untuk mengenang dan menghormati jejak hidup almarhum Sapto Raharjo ini akan mengusung dua konsep dengan dua ruangan yang berbeda. Konsep pertama adalah “Gamelan Playground”. Dalam ruangan ini akan ditampilkan perjalanan YGF dari tahun ke tahun. Menurut Jompet sebagai penggagas konsep, ia dan teamnya mengandaikan YGF sebagai playground bagi pecinta gamelan dari seluruh dunia. Mereka datang, bertemu, bermain, bertukar ilmu, menemukan sesuatu dan berjanji untuk bertemu lagi di waktu yang akan datang. Sebuah ruang bermain yang terbuka bagi siapa saja yang memiliki ketertarikan pada gamelan. Dan melalui ruang bermain inilah setiap orang yang berada di dalamnya memberi kontribusi pada perkembangan gamelan. Ruang II terinspirasi dari “Sapto Raharjo, detik terakhir…” Berisi tentang perjalanan hidup dan kesenian alamarhum Sapto Raharjo mulai dari kanak-kanak hingga detik terakhir beliau berada di dunia ini. Jompet & Jamal mengatakan, ia dan teman-teman merasa tersentuh Gayam 16 Yogyakarta 55225 Indonesia dan terinspirasi oleh almarhum yang hingga detik-detik terakhir di ruang ICU masih terus berkarya. Oleh karena itu ruangan ini ditata menyerupai ruang ICU yang menampilkan 54 foto (sesuai usia beliau) yang di lay out mengambang di tengah ruangan. Suara tabung oksigen dan aroma karbol rumah sakit seakan mengajak pengunjung untuk hening sesaat dan memberi hormat atas perjuangan dan kenekatan beliau dalam memperjuangkan “kekayaan nusantara” khususnya di bidang gamelan.

pendapat/komentar :

menurut saya, perkembangan musik gamelan di indonesia kurang mendapat perhatian dari masyarakat. Sudah sepantasnya kita sebagai masyarakat indonesia melestarikan budaya sendiri. contoh nya pada alat musik tradisional. Pada artikel di atas dengan ada nya pameran kita dapat mengenalkan alat musik tradisional(gamelan) kepada masyarakat indonesia maupun luar negeri. Karena kebudayaan tradisional merupakan identitas suatu negara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar